Saturday, April 15, 2017

Proliga 2017: Surabaya Bhayangkara Samator tersingkir dari Final Four

Surabaya Bhayangkara Samator gagal memanfaatkan peluang terakhir mereka untuk melaju ke babak Final Proliga 2017. Pada pertandingan di hari kedua Final 4 Bandung, Sabtu (15/4), Rivan Nurmulki dkk menyerah 1-3 (22-25, 27-25, 24-26, 22-25) dari Jakarta BNI Taplus.

Persaingan sengit keduanya sudah nampak sejak pertandingan  dimulai. Bhayangkara Samator yang turun dengan pemain lokal terus  menempel ketat perolehan angka BNI Taplus. Sayangnya mendekati akhir  set, serangan Bhayangkara Samator mudah terbaca oleh para blocker BNI  Taplus. Set ini berakhir usai Nizar dan Ayip Rizal gagal membendung  spike keras legiun asing BNI Taplus, Domotor Meszaros. 

Bhayangkara  Samator mencoba bangkit bahkan sempat memimpin 8-4 di interval pertama  set kedua. Berada dalam posisi tertinggal tak lantas membuat BNI Taplus  menyerah, kejelian anak asuh Loudry Maspaitella membaca pola serangan  Bhayangkara Samator yang di set kedua ini menurunkan Wilfrido Hernandez  membuat BNI Taplus perlahan tapi pasti mendekati angka lawan. Namun, di  poin-poin kritis keberuntungan BNI Taplus lenyap usai dua kali spike  Rudi Tirtana berhasil di-block dengan baik oleh Nizar Julfikar. 

Kurang  baiknya penampilan Wilfrido Hernandez membuat pelatih Ibarsyah Djanu  menarik keluar pemain asing asal Dominika tersebut dan menggantinya  dengan Bayu Saputra. Kembali menggandalkan pemain lokal, justru membuat penampilan Bhayangkara Samator membaik dan mampu memimpin. Namun, berada  di atas angin malah menjadi tekanan tersendiri bagi tim yang bermarkas  di Driyorejo tersebut. Alhasil, lagi-lagi BNI Taplus mampu memanfaatkan peluang dan menutup pertandingan dengan kemenangan. 

“Receive dan  spike kami tidak berjalan dengan baik hari ini, sebaliknya BNI Taplus  bermain luar biasa.” Kata Ibarsyah Djanu, pelatih Bhayangkara Samator.

Lebih  lanjut Ibarsyah juga mengatakan jika secara keseluruhan penampilan anak  asuhnya di tahun ini  jauh dari harapan. Grafik penampilan Bhayangkara  Samator memang naik turun. Sempat memimpin dan menjadi juara di putaran 1. Bhayangkara Samator justru kurang garang dan menurun performanya  memasuki putaran kedua hingga babak 4 besar. Hal ini berbeda jika  dibandingkan dengan tahun 2016 lalu ketika mereka menjadi juara. 

Di  kubu berbeda, arsitek BNI Taplus, Loundry Maspaitella secara jujur  mengungkapkan jika timnya nothing to lose pada pertandingan hari ini. 

Kami  hanya berusaha mengoptimalkan permainan. Sementara kubu Samator  terlihat sekali memiliki beban harus menang hingga membuat mereka  tertekan ketika skor terkejar. Itu keuntungan tersendiri bagi kami.”  ujar mantan setter nasional itu.

Kekalahan dari BNI Taplus  membuat Surabaya Bhayangkara Samator harus rela tersingkir dari  persaingan memperebutkan tiket Final. Hasil tersebut sekaligus  mengukuhkan Palembang Bank Sumsel Babel menjadi finalis, menemani  Jakarta Pertamina Energi yang lebih dulu ke Final.


Sumber : Volimania.org

0 komentar:

Post a Comment